Minggu, 25 Desember 2016

Inilah Hukum Mengubur Ari-Ari Bayi dalam Islam yang belum ketahui Masyarakat, Mengejutkan...!!

Ada kebiasaan di masyarakat ketika seorang ibu melahirkan bayi. Umumnya pihak keluarga bakal mengubur ari-ari atau plasenta saat bayi telah lahir.

Ari-ari itu umumnya dikubur di sudut rumah dekat pintu masuk paling utama. Namun, ada banyak perbedaan perlakuan dalam penguburan ari-ari, bergantung kebiasaan di masing-masing daerah.



Diatas tempat menanam ari-ari biasanya di beri penerangan, dapat lampu minyak atau listrik. Ada pula yang berikan bunga, bahkan beberapa barang bernilai diatas tempat penguburan ari-ari, termasuk memberi kurungan.

Lalu, bagaimana Islam melihat rutinitas ini?

Pada intinya penanaman ari-ari ini dibenarkan dalam Islam bahkan juga disunnahkan. Walau demikian memasukkan beragam benda yang bernilai dikira tak baik. Lantaran termasuk juga dalam kelompok tabdzir (menghamburkan)

Tentang hukum sunnah mengubur ari-ari ada info dalam kitab Nihayatul Muhtaj


وَيُسَنُّ دَف�'نُ مَا ان�'فَصَلَ مِن�' حَيٍّ لَم�' يَمُت�' حَالاًّ أَو�' مِمَّن�' شَكَّ فِي مَو�'تِهِ كَيَدِ سَارِقٍ وَظُف�'رٍ وَشَع�'رٍ وَعَلَقَةٍ ، وَدَمِ نَح�'وِ فَص�'دٍ إك�'رَامًا لِصَاحِبِهَا.

“Dan disunnahkan mengubur anggota tubuh yang terpisah dari orang yang masihlah hidup serta akan tidak selekasnya mati, atau dari orang yang masihlah diragukan kematiannya, seperti tangan pencuri, kuku, rambut, ‘alaqah (gumpalan darah), serta darah akibat goresan, untuk menghormati orangnya”.

Mengenai mengenai haramnya tabdzir berkenaan dengan menyetakan semua benda di lingkungan pendam ari-ari ada dalam Hasyiyatul Bajuri :

 (المُبَذِّرُ لِمَالِهِ) أَي�' بِصَر�'فِهِ فِي�' غَي�'رِ مَصَارِفِهِ (قَو�'لُهُ فِي�' غَي�'رِ مَصَارِفِهِ) وَهُوَ كُلُّ مَا لاَ يَعُو�'دُ نَف�'عُهُ إِلَي�'هِ لاَ عَاجِلاً وَلاَ آجِلاً فَيَش�'مَلُ الوُجُو�'هَ المُحَرَّمَةَ وَالمَك�'رُو�'هَةَ.

“ (Orang yang berbuat tabdzir pada hartanya) adalah yang memakainya diluar kewajarannya. (Yang disebut : diluar kewajarannya) adalah semua suatu hal yg tidak bermanfaat baginya, baik saat ini (didunia) ataupun nantinya (di akhirat), mencakup segalanya yang haram serta yang makruh”.

Sekian info ini di ambil dari buku Ahkamul Fuqaha’ Jalan keluar Problematika Umat yang berisi hasil ketentuan Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama dari 1926-2010.

0 komentar:

 
.